Mangrove Desa Tuwed
Kabupaten Jembrana dilihat dari
segi penggunaan wilayah terbagi menjadi daerah peruntukan, salah satu adalah
kawasan pantai. Pembangunan kawasan
pantai di Kabupaten Jembrana tidaklah cukup hanya menata dan mengelola hutan
mangrove saja, melainkan juga faktor pendukung lingkungan yang lain sebagai
satu kesatuan ekosistem di tingkat hilir.
Dari hasil pendataan secara prediksi, bahwa panjang bentangan pantai di
Kabupaten Jembrana + 86
Km, dengan potensi luasan
hutan mangrove maksimal adalah 1.024 Ha yang tersebar dibeberapa Desa
pesisir se-Kabupaten Jembrana,
dimana Desa Tuwed memiliki 44,00 Ha hutan mangrove.
Memperhatikan kondisi sumber daya
alam pantai di Kabupaten Jembrana dewasa ini, adalah penuh tekanan dan
tantangan yang sangat mengkhawatirkan terjadinya kerusakan yang semakin
meningkat. Kerusakan pantai yang terjadi
di Kabupaten Jembrana disebabkan oleh beberapa faktor, seperti abrasi,
berkurangnya hutan mangrove/alih fungsi, pencurian kayu bakar dari pohon mangrove/bakau,
pencurian pasir laut/penambangan pasir pantai secara besar-besaran oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab, adanya limbah pabrik pengalengan ikan maupun
limbah perahu nelayan dan modus operandi
pengerusakan lainnya. Akibat kerusakan hutan mangrove sangat dikhawatirkan akan
menimbulkan bencana berupa abrasi,
infiltrasi air laut pada persawahan, tertanggunya kegiatan budidaya ikan
tambak, dan sebagainya. Dampak tersebut lebih lanjut akan menimbulkan
kerusakan pada berbagai sarana dan
prasarana (infrastructure) asset
pembangunan, baik berupa moril maupun materiil yang berujung pada terganggunya
tata kehidupan masyarakat pesisir.
Dalam proses pembangunan
pengelolaan kelestarian kawasan pantai, bukan saja ditentukan oleh kondisi
sumber daya alam pantai yang ada, tetapi juga sangat ditentukan pula oleh peran
serta masyarakat pesisir secara proaktif dan kualitas sumber daya manusia yang
mendukung, yaitu yang mengelola serta mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan/teknologi yang didukung kearifan lokal dalam menjaga kelestarian
pantai, seperti filsafat “Tri Hita Karana” sebagai landasan
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Berdasarkan rumusan dalam rencana pembangunan dan pembinaan daerah
pantai adalah untuk mengendalikan
kerusakan lingkungan pantai dan lautan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam berbagai jenis mangrove agar
tetap terjaga kelestariannya.
Pengelolaan sumber daya alam
pantai secara bijaksana dan berkelanjutan telah menjadi prioritas dalam program
pembangunan oleh Pememerintah Kabupaten Jembrana melalui peran multi pihak yang
terkait termasuk Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), Kelompok Tani
Mangrove Lindu Segara Tanjung Pasir Desa Tuwed,
siswa/siswi pelajar dan sebagainya, yaitu dengan menambah pengkayaan
tanaman mangrove dalam pembangunan kehutanan.
Hutan mangrove ini mempunyai peranan/manfaat yang
penting sebagai penyangga kehidupan di kawasan pantai dengan ekosistem laut.
Kelompok Tani Mangrove Lindu
Segara Tanjung Pasir Desa Tuwed merupakan sebuah kelompok tani yang perduli
dengan alam khususnya wilayah pantai dan mangrove. Dimana Kelompok Tani
Mangrove Lindu Segara Tanjung Pasir Desa Tuwed diketuai oleh Bapak I Ketut
Sukarta, memiliki anggota 82 orang, kelompok tani ini memiliki tugas dan peran
yang mulia yaitu tetap menjaga dan mengawasi keasrian mangrove Desa Tuwed dan
juga terus menggalakkan penanaman mangrove baik secara swadaya maupun dibantu
oleh LSM, siswa, mahasiswa dan TNI.
Jenis-jenis mangrove yang penting dijumpai di sepanjang kawasan pantai
Desa Tuwed dapat dikelompokkan ke dalam beberapa family sebagai berikut :
- Famili Rhizophoraceae : Bakau laki, Bakau gajah, Tanjung Lanang (Rhizophora mucronata), Tanjung weal (Rhizophora Apiculata) dan sebagainya.
- Famili Avecinniaceae Api-api (A. marina, Sio-sio, Pejapi) dan sebagainya.
- Famili Sonneratiaceae : Prepat, Roppa, Susup (S. alba).
- Famili lainnya : Nipah (Nypa fruticans), Bruguiera gymnorrhiza (Lindur/Tanjang), Sonneratia spp (Pedada), Ceriops tagal (tingi), Pacar laut, Ketapang, Nyamplung, Waru Laut, Pandan Laut dan sebagainya
Komentar
Posting Komentar